BUNGA RAMPAI BUNGA PINGGIRAN
Antologi Puisi Parade Seni WR Soepratman ‘95
Diterbitkan Panitia Parade Seni WR Soepratman, 31 Mei 1995
Editor: Robin Al-Kautsar dan Aming Aminoedhin
Penyair dan Puisi yang termuat:
1. Akhudiat _ Surabaya Mengalir
-- Kau Di Siti
-- Sair Nuh
2. Aming Aminoedhin -- Perjalanan Kereta Api
-- Surabaya Musim Kemarau
-- Suara Risik
3. Anas Yusuf -- Menjelang Angin
-- Nocturno
-- Yang Terhormat Sepi
4. Arief B. Prasetyo – One for Lyla
-- Sejam Percakapan Dalam Sepi
-- Prosesi Abu: Coda
5. Beni Setia -- Akuarium
-- Memo Tatto
-- Ikan
6. D. Zawawi Imron – Sajak Bara
-- Meditasi Clurit
-- Pulang Dari Taman Pahlawan
7. Gatot Sukarman – Ia Bacakan
-- Wayang
-- Kuda Jantan Kuda Betina
8. Gimin Artekjursi -- Sejarah Kejahatan
-- Ode Sang Penyair
-- Airmata
9. Hardjono WS – Tutup Titip Tatap
-- Sajak Kotak-Kotak
-- Sajak Kaligreges
10. HU Mardiluhung --Anak Yang Kehilangan Masa Lalunya
-- Setelah Menari Bersama Para Wali
-- Sehabis Cinta: Kartun April 1995
11. L. Machali – Kota Malam
-- Perabot di Ruang Tunggu
-- Kornea
12. Luthfi Rahman – Menghafal Sejarah
-- Akuarium
-- Imaji Coreng Moreng
13. Machfoed Gembong – Genderang Setan
-- Ada Yang Teriak
-- Dalang-Dalang
14. Mh. Iskan – Malam Lingsir
-- Lembayung Bakung
-- Sangkrah
15. Mh. Zaelani Tammaka – Sketsa Perjalanan
-- Ritual Abad Kini
-- Pengembaraan Adam
16. Redi Paudju – Berita
` -- Gelisah Chao-Praya
-- Mereka Mentertawakan Kita
17. Robin Al-Kautsar – Sebuah Transparasi Untuk Seorang Aktor
-- Kita
-- Alam Benda
18. Rudi Isbandi – Keladi
-- Kanthil
-- Mawar
19. Saiful Hadjar – Surabaya Yang Kami Terima
-- Ambivalensi
-- Kampung Karangbulak
20. Keliek Eswe – Sungai Airmata
-- Matahari Meleleh di Kepalaku
-- Sajak Cinta
21. Surasono Rashar – Seutuhnya Penyair
-- Pusat Kedalaman Sungai
-- Di Dalam Air aku Bertemu Engkau
22. Tengsoe Tjahjono – Memburu Surabaya
-- Sonet Akar-Akar Pohon
-- Menatap Jakarta
23. Tjahjono Widarmanto – Dongeng Tentang Waktu
-- Aku Terus Saja Sunyi
-- Solilokui
24. Tjahjono Widijanto – Sketsa
-- Ahasveros
-- My the De Sysiphe
25. Tubagus Hidayatullah – Simfoni Tarhim
-- Doa Tobat Sang Penjahat
-- Neraka atau Surga
26. Turmedzi Djaka -- Hubb
-- Puisi Panas
-- Lukisan
27. Zoya Herawati – Sebilah Pisau
-- Lampu Kereta Yang pudar
-- Selamat Malam Tuan Nagai
28. Herry Lamongan – Rembulan Langit September
-- Hangat Usia
-- Rumah-Rumah Diam
ditulis kembali datanya oleh: Aming Aminoedhin
1 Desember 2008
OMONGA APA WAE
Kumpulan puisi dan geguritan
Diterbitkan Festival Cak durasim 2000 – Taman Budaya Jawa Timur – Oktober 2000
Editor: Aming Aminoedhin
Penyair dan Puisi Yang Termuat:
1. Eka Pradaning – Malam Itu Kekasih
Kaliyuga
2. Tengsoe Tjahjono – Keroncong Lodeh Surabaya
Wayang
3. Tjahjono Widarmanto – Nyanyian Brahmana
-- Peta-peta Yang terbakar di Bola Matamu
4. Sugeng Wiyadi – Omonga Apa Wae
-- Kanggo Kadang Penggurit
-- Eksposisi Togog
5. HU Mardiluhung – Obu 1999
6. W. Haryanto – Il Phenomenon
-- Seusai Telum Matahari
7. Tjahjono Widijanto – Narasi Tentang Hujan di Hari Kemerdekaan
-- Meditasi Warna
-- Notasi XXXIII
8. Aming Aminoedhin – Plaza-Plaza Itu
-- Nyanyian Kota
9. Syaf Anton WR – Padang Penyucian
-- Dendam Sejarah
10. RM Yunani Prawiranegara – Si Permisi Reformasi
11. Herry Lamongan – Jejak Lukisan
-- Sejuta Bayonet
12. Anas Yusuf – Seseorang Dengan Serulingnya Menyentuh Gununng
-- Tepi Timur
13. Roesdi-Zaki – Pertarungan Baru Dimulai
-- Kalimas
14. Hardjono WS – Sendyakalaning Palagan Kurusetra
15. Gatot Sukarman – Mari Kita Bicara
-- Bulan dan Malam
16. Widodo Basuki – Nyawang Praune Anakku
-- Kadurakan ing Kedung Srengenge
17. Akhudiat -- Saya Minta Maaf
18. Debora Indrisoewari – Anggrek Bulan
-- Bunga Mimpi
19. Beni Setia – Monster Hijau
-- Kesunyian Dalam Kepikukan
20. Surasono Rashar – Sajak Tentang Bunga
-- Aku Menggambar Wajahku
21. Sabrot D. Malioboro – Gang Bisu
ditulis kembali datanya oleh: aming aminoedhin, 1 desember 2008
TRILOGI TANAH
Kumpulan puisi: Mh. Iskan, M. Har Harijadi, dan Aming Aminoedhin
Editor: Aming Aminoedhin
Kumpulan puisi sedang dalam proses pencetakan
Tanah Persada – 1
sajak-sajak mh. iskan -- 2
sebuah jendela terbuka pagi ini – 3
bersihkan bajumu – 4
di jalan-jalan tengah kota – 5
kepada penggali kubur – 7
jam berapakah ini – 9
sajak-sajak m. har harijadi -- 10
siang hari – 11
dengan puisi – 12
sebelum senja – 13
waktu ini: belum juga – 14
elegi – 15
bila hati sedang bergegar – 16
dimuka sriwedari – 17
sajak-sajak aming aminoedhin -- 18
selamat tinggal kota – 19
ujung batas – 20
waktu terbuang sia-sia – 22
larut malam kota ngawi – 23
denpasar pagi hari – 24
bali – 25
patung – 26
sajak kunang-kunang – 27
Tanah Kapur – 28
sajak-sajak mh. iskan -- 29
sawah – 30
aku mengerti tentang guraumu ang sepi – 31
gerbong – 34
tanganpun menggapai mega – 35
rumput-rumput bergoyang di tanah lapang – 37
ombak – 38
akrabnya biru langit di atas bukit –39
kakek di bawah flamboyant – 40
kamar pengantinku – 42
sepiku sepimu – 43
suling – 45
sajak-sajak m. har harijadi -- 47
sketsa sore – 48
malioboro – 49
musim hujan telah datang – 50
ibu dalam mangu – 51
sebelum patah hati – 52
pas patah hati – 53
setelah patah hati – 54
colt dini – 55
becak dini – 56
cuaca dini – 57
taman gayam – 58
di solo – 59
di ngawi – 60
di brosot – 61
jembatan merah – 62
kwatren bangun tidur – 63
dumplengan – 65
ngunengan – 66
sajak-sajak aming aminoedhin -- 67
batu bata – 68
stasiun balapan – 69
sajak tebu – 70
lima kuatren jalan tanjung – 71
penjaga palang rel kereta di jalan raya tengah kota – 72
betapa – 73
kota lama – 74
malam-malam di bangkalan – 75
bulan musim penghujan – 76
yang terpendam – 77
di bawah tower – 78
lanskap malam – 79
gerimis hujan –80
tanah kapur—81
Tanah Rengkah – 82
sajak-sajak mh. iskan – 83
langkah-langkah – 84
lewat jendela – 85
bukit batu – 86
malam melulur bagai ular – 88
teka-teki pagi – 89
sajak kapuk randu – 90
langgar di antara pokok-pokok jati – 91
sajak tengah malam – 92
sajak percakapan – 93
lagu sepanjang rel – 94
lembayung bakung – 95
barangkali – 96
kaliku kali jati – 97
sajak tembang kapur – 98
sajak-sajak m. har harijadi – 99
keputusan – 100
kantuk dini – 101
terminal dini – 102
perempuan dini – 103
musim hujan telah datang – 104
sebelum shalat – 105
sepanjang jalan raya – 106
mencipta sajak – 107
hotel di gunung bromo – 108
di puncak bromo – 109
dalam cahaya cuaca – 110
gedongtataan – 111
pringsewu – 112
sajak-sajak aming aminoedhin -- 113
sajak kunang-kunang – 114
fatamorgana – 115
antara desa dan kota – 116
meracunku tanpa daya – 117
bulan sabit – 118
kutoleh sekali lagi – 119
malam kian larut – 121
waktu adalah pedang – 122
mataku mata ikan – 123
februari hujan pagi – 124
di kota – 125
tanah rengkah I—127
tanah rengkah II – 129
ditulis kembali: aming aminoedhin
23 Februari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar