Selasa, 23 Juli 2013

fragmen budi pekerti sms se-jatim 2012


Festival Fragmen Budi Pekerti se-Jatim 2012            
PEREMPUAN BERNAMA PERAHU


         
Fragmen Budi Pekerti Siswa SMA/SMK se- Jawa Timur, telah digelar  di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jatim, Jalan Gentengkali 85 Surabaya, pada 12 Desember 2012.
Penyaji pertunjukan dengan predikat sebagai sutradara terbaik adalah Kabupaten Bangkalan dan Kota Madiun. Bangkalan mengangkat cerita Perempuan Bernama Perahu, dan cerita Antre dimainkan Kota Madiun.
          Sedangkan ada tiga kota yang menyabet predikat dua kejuaraan adalah Pamekasan, Tuban, dan Kota Blitar, yaitu mendapat predikat juara penulis naskah dan penyaji tampilan kelompok fragmen. Pamekasan, Tuban, dan Kota Blitar benar-benar jadi kawentar, alias terkenal pada festival tersebut.
          Adapun kegiatan festival ini, diselenggarakan Bidang Pendidikan Nonformal Informal (PNFI) dan Nilai Budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi  Jawa Timur. Sebelum kegiatan ini, telah diadakan kegiatan sebelumnya  berupa Workshop Penulisan Naskah Fragmen Budi Pekerti bagi Guru SMA/SMK se-Jawa Timur beberapa bulan sebelumnya, berlangsung di Hotel UB Malang.  Hal itu dijelaskan Dra. Asri Harijati, Ph.D., selaku Kasi PNFI dan Nilai Budaya, pada acara lomba fragmen tersebut.
          Lebih lanjut  Asri Harijati, menambahkan bahwa festival ini diikuti oleh 29 kota/kabupaten se Jawa Timur, dengan memercayakan penjurian lomba ini kepada Drs. Akhudiat, Darmono Saputra, dan Sri Wahyuni; para pakarnya seni teater. Asri Harijati  juga mengharapkan agar kegiatan festival ini bisa menularkan kegiatan positif, kreatif, dan kompetitif, dengan bermuatan perilaku budi pekerti luhur bagi para siswa, dan guru. Selanjutnya bisa mengimplementasikan dalam perilaku sehri-hari.
Festival  Fragmen Budi Pekerti bagi siswa SMA/SMK se Jawa Timur 2012 ini, memilih sepuluh penulis naskah terbaik, yaitu: Jhony and the Gank (Sidoar-jo),  Danyang (Kota Blitar),  Semua Patut Taubat alias Sepatu (Tulunga-gung),  Doa Senja (Kab. Pamekasan), Penari (Kab. Situbondo),  Mbok Mah (Kab. Mojokerto),  Kota Yang Dingin (Kota Probolinggo),  Ningrat (Kab. Tuban), Jangan Pergi Bang (Pacitan), dan Mawar Bersemilah  (Kab. Kediri). Selain itu, festival juga memilih sepuluh penyaji tampilan fragmen terbaik adalah: Antre (Kota Madiun), Danyang (Kota Blitar), Anak Kowar (Ponorogo), Bayang-bayang (Ngawi), Perempuan Bernama Perahu (Bangkalan),  Bonek (Kabupaten Malang), Doa Senja (Kab. Pamekasan), Ningrat (Kab. Tuban), Nol (Kab. Lumajang), dan Sumpah Pemuda  (Kota Kediri).
Selain telah dipilih  dua sutradara terbaik tersebut, festival juga memilih dua aktris, dan aktor terbaik, yaitu: Ningsih (Kota Batu), Orang Gila, Suminten (Jombang); dan aktornya Papa Bonek (Kab. Malang), dan Kepala Sekolah (Kab. Pasuruan).
 Aming Aminoedhin, yang  dipercaya sekretaris juri festival,  mengatakan, bahwa seharusnya para pemenang festival bisa menerapkan dan memberi contoh-contoh keteladanan dalam hal perilaku budi pekerti luhur, baik para guru maupun siswa. Sebab tanpa itu, percuma saja ketika bisa memenangkan festival fragmen budi pekerti, tapi tidak bisa menerapkannya.  Hal senada juga dikatakan Darmono Saputra, salah satu dewan juri, yang menurutnya perlu para guru dan siswa terus menggelorakan perilaku budi pekerti di rumah maupun di sekolah. Lebih jauh Darmono, berharap kegiatan yang kreatif, positif, dan kompetitif semacam festival ini, harus terus diselenggarakan secara periodik setiap tahun, sehingga bisa dilihat dampak positifnya di masyarakat. (aming aminoedhin).**